CucakRowo


Sehubungan dengan makin langkanya burung Cucak Rowo di habitat aslinya, demi kelestarian untuk mendengarkan suaranya yang indah merdu tersebut maka terketuk hati saya untuk melestarikannya dengan menangkarkan burung Cucak Rowo sebanyak 15kandanglokasi yang dipilih Tapos Bogor, dan pengembangan tahap 2 kami akan menambah kandang baru sebanyak 6 kandang lagi saat ini lagi pemasangan pondasi dan bata.

Selama ini kita sering mendengarkan suaranya klang + kling + kliuk… klang + kling + kliuk… secara terus menerus yang dapat memberikan ketentraman batin bagi para pecinta burung Cucak Rowo.
Bagi penggemar burung Cucak Rowo sudah mengetahui bahwa suara burung Cucak Rowo tersebut ada 3 variasi yaitu :

1. Suara yang disebut Roppel
2. Suara yang disebut Semi Roppel
3. Suara yang disebut Engkel

· Yang di maksud Suara Roppel adalah burungnya 1 ekor tapi suaranya seperti 3 ekor.
· Yang dimaksud dari Suara Semi Roppel adalah burung 1 ekor tapi suaranya seperti 2 ekor.
.Yang dimaksud dari Suara Engkel adalah suara standrar dari 1 ekor burung.


Ruangan Monitor CCTV


Seperti kita lihat dengan kondisi alam yang sudah berubah dari hutan menjadi kebun kelapa sawit, kebun karet dan sebagainya, berarti habitat habitat burung Cucak Rowa menjadi terbatas, disamping itu penangkapan liar burung Cucak Rowo di alam bebas tanpa memperhatikan kelestarian burung itu di alam aslinya.
Untuk diketahui juga bagi para penggemar Cucak Rowo bahwa di habitat alamya sudah terbatas seperti di pulau Sumatra, pulau Kalimantan, dan sebagian Kalimantan Utara (Sabah, Kucing negara bagian dari Malaysia), dan untuk itu bagi para hobby burung Cucak Rowo mari kita bersama-sama agar bisa menangkarkannya agar bisa dinikmati oleh anak, cucu kita.

Budi daya untuk Penangkaran


Melihat kondisi saat ini bahwa burung Cucak Rowo semakin langka, untuk itu saya mencoba belajar untuk penangkaran burung Cucak Rowo dengan membangun kandangnya secara bertahap mulai pertengahan tahun 2007 dan baru bisa diisi kandang tersebut dengan perlahan-lahan mulai Maret 2008.

A


B



Pertama-tama saya mencoba menjodohkan induk jantan dengan betina dewasa yang memakan waktu perjodohan tersebut lebih kurang 2 -4 bulan, yang perlu diperhatikan adalah harus banyak sabar.

Untuk dapat menjadi penangkar yang baik agar kita banyak-banyak bertanya kepada para senior-senior yang telah berhasil.

Oleh karena itu dari banyak-banyak bersabar tersebut akhirnya saya dapat juga mengisi kandang tersebut menjadi 15 pasang.



Dan saat ini bulan Maret 2009 dari 15 kandang yang terisi, kandang No.1, No.3, No.7, No.8, No.9, No.10, No.14,No.15 Sudah berhasil berproduksi secara kontinu dan kandang No.11, No.12, No.13, No.2, No.4, No.5, No.6 sedang masa kawin.


Kondisi saat ini bulan Maret 2009 Cucak Rowo Safrudin Farm sudah bisa menghasilkan anakan cucak rowo setiap bulan sekitar 8 kandang.


Pengembangan kandang baru Cucak Rowo tahap 2 ( 6 kandang baru) dimana saat ini sedang proses pondasi dan naik bata, dan nanti total kandang menjadi 21 kandang dan mohon doa restunya diperkirakan maret 2009 akan kami isi dengan 6 indukan cucak rawa hutan yang kami jodohkan sendiri.

Belajar dari pengalaman para senior-senior yang lebih berhasil tersebut, ternyata untuk penangkaran burung Cucak Rowo kita perlu memasang kamera di dalam kandang agar kita bisa monitor kegiatannya.Mengingat permintaan pas ar untuk burung Cucak Rowo ini sangat tinggi, dimana dengan cara penangkaran ini membuat peluang bisnis dimasa depan yang sangat menjanjikan.Demikianlah yang dapat disampaikan bagi para penggemar burung Cucak Rowo di seluruh bumi Nusantara.


Salam Kicau Mania


SAFRUDIN
HP. 0816.168.7744


Email : cucakrowosafrudin@gmail.com


* Showroom: Jl. SALAM I/21 RT008 – RW 06
Kel. Sukabumi Utara, Rawa belong Pasar Kembang
Jakarta Barat 11540


*Tersedia Cucak Rowo Pasangan untuk Penangkaran

* Tersedia Cucak Rowo Anakan (Indent) dengan Perjanjian.

* Kami juga menerima pelayanan jasa konsultasi untuk para pemula untuk menjadi penangkar dengan bahan indukan dari kami.

* Bagi kicau mania yang berminat mari bergabung bersama http://www.cucakrowosafrudin.blogspot.com/

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

galery video



Sepasang Anakan Semi Ropel




straw headed bulbul with 1 Camera




Penangkaran cucak rawa




Straw headed bulbul




ANAKAN 18 HARI




PENANGKARAN CUCAK RAWA




ANAKAN ROPEL




ANAKAN ENGKEL



CUCAK RAWA WITH 3 EGG




PROSES MENETASNYA TELUR




ANAKAN SEMI ROPEL



Straw headed bulbul




Memberi makan anakan Cucak Rowo




Straw headed bulbul Monitoring by CCTV




CUCAK RAWA SHOW ROOM




ANAKAN 18 HARI




STRAW HEADED BULBUL SHOW ROOM




Sepasang Anakan Ropel




Anakan Ropel




Anakan 4 Hari

Tabloid AGRINA volume 4 Edisi No. 99.18 Maret 2009

Tabloid AGRINA volume 4 Edisi No। 99.18 Maret 2009

Ketika mentari pagi mulai memancarkan kehangatannya, suara anakan dan indukan cucakrawa terdengar dari rumah di Jalan Salam I, Jakarta Barat, milik Safrudin.

Sang pemilik dibantu joki perawat burungnya tampak sedang asyik membersihkan sangkar dan memandikan burung. Setelah itu pria yang memulai hobinya memelihara burung sejak 1970-an tersebut memberi pakan pada burung dewasa dan meloloh atau menyuapi bayi-bayi cucakrawa yang baru berumur 5—7 hari. Menurutnya, menangkarkan cucakrawa memberinya dua kesenangan, yaitu mengisi hari-harinya selepas pensiun dari PLN dan menjaga cucakrawa dari kepunahan.

Hindari Stres

Mengecek setiap kandang, menjemur burung hasil tangkaran, dan memberi makan burung anakan, bagi Safrudin sangat mengasyikkan. “Perasaan cinta dan sayang pada burung adalah kunci utama keberhasilan menangkarkan burung cucakrawa,” ia mengawali paparannya tentang budidaya cucakrawa.

Berbeda dengan penangkaran burung kicauan lain yang tidak memerlukan kandang besar, cucakrawa butuh kandang cukup luas. Namun begitu, kata Safrudin, tidak ada ukuran kandang yang standar untuk penangkaran cucakrawa ini. Karena itu ia membangun dua kandang, masing-masing berkapasitas 8 dan 7 pasang. Satu kandang berukuran panjang 12 m, lebar, 2 m, dan tinggi 4 m.

Sepasang induk menempati kandang ukuran panjang 1,5 m, lebar 2 m, dan tinggi 4 m। “Denganukuran itu, burung akan lebih leluasa bergerak dan saat birahi kenyaman burung terjamin,”jelasnya



Tabloid AGRINA versi Cetak volume 4 Edisi No. 98 THN 2009

2 March 2009

Membiakkan Cucakrawa

Saat ini beberapa klub burung kicauan di Indonesia mulai merasakan susahnya mencari burung ocehan bakalan yang mempunyai suara berkualitas. Padahal dengan melakukan penangkaran, kesulitan itu akan teratasi. Selain itu burung juga lebih mudah untuk dibentuk suaranya sesuai keinginan pemiliknya.
Berdasarkan survei Burung Indoensia dan The Nielsen, sebanyak 58,5% dari jumlah burung kicauan adalah tangkapan alam. Dan setiap tahun jumlah tersebut akan terus meningkat. Tak pelak lama kelamaan burung yang ada di alam ini bakal terancam keberadaannya.
Pada akhirnya, hobi memelihara burung kicauan ini pun tidak bertahan lama. Pastinya, hal ini tidak diinginkan para penggemar burung kicauan yang memelihara untuk sekadar hobi ataupun disertakan dalam lomba.

Tidak Banyak Penangkar
Salah satu cara agar hobi ini tetap bisa berlanjut, maka penangkaran harus dilakukan, tak terkecuali burung cucakrawa (Pynonotus zeylanicus atau straw-headed bulbul). “Dengan penangkaran, cucakrawa yang ada di alam tidak akan terkuras habis,” kata Safrudin, pecinta dan pembudidaya cucakrawa di bilangan Palmerah, Jakarta Barat.
Hobi beratnya terhadap cucakrawa membuat mantan pegawai PT PLN ini membuka peternakan cucakrawa। Menurutnya, cucakrawa tergolong burung yang keberadaannya di alam tinggal sedikit. Memang tidak banyak yang mau melakukan penangkaran burung-burung untuk lomba karena ada anggapan menangkarkan cucakrawa sulit dan merepotkan. Safrudin membenarkannya. “Memang awalnya sulit, tapi kalau kita selalu belajar, kendala itu tidak akan ada lagi,” tegasnya.


Lebih lanjutnya mengenai liputan ini baca di Tabloid AGRINA versi Cetak volume 4 Edisi No. 98 yang terbit pada Rabu, 4 Maret 2009.